Pada awal perang Badar, Uthbah bin Rabi'ah menantang kaum muslimin untuk berperang tanding (satu lawan satu). Bagaimanapun juga, tantangan itu merupakan ujian awal atas keimanan kaum muslimin. Mereka benar2 mengalami saat dan menghadapi suasana dan keadaan dimana nyawa mereka benar2 dipertaruhkan.
Walid bin Utbah dari kalangan kaum musyrikin disambut oleh Ali bin Abi Thalib (ra). Syaibah bin Rabi'ah dihadapi oleh Hamzah bin Abdul Muthalib (ra) dan Utbah bin Rabi'ah sendiri dihadapi oleh Ubaidah bin Harits (ra).
Ali (ra) bertarung melawan Walid. Keduanya adalah pemuda yang sama tangkasnya. Akan tetapi kemudian Ali (ra) dapat merobohkan Walid bin Utbah dengan mudah.
Hamzah (ra) melayani Syaibah. Keduanya pun sama tangkas dalam pertarungan ini. Namun dalam waktu yang relatif singkat Hamzah (ra) pun dapat membunuh Syaibah.
Ubaidah bin Harits (ra) melawan Utbah bin Rabi'ah. Keduanya saling menghunuskan pedangnya. Keduanya bertarung sebagaimana teman2 lain yang sebelumnya. Pada satu kesempatan, Ubaidah (ra) menghantamkan pedangnya dengan keras kepada Utbah sehingga memutuskan pundak sebelah kanannya. Meskipun demikian, dengan gesit Utbah mendekati Ubaidah lalu memukulkan pedangnya yang menyebabkan kaki Ubaidah putus sampai ke persendiannya. Dalam pertarungan ini keduanya sama2 menderita luka parah.
Melihat keadaan tersebut, Hamzah dan Ali (rhum) memburu Utbah dan membunuhnya. Setelah itu keduanya bergegas mengangkat tubuh Ubaidah (ra) dan membawanya ke hadapan Rasulullah (saw). Kakinya telah terputus dan tulang sumsumnya keluar.
Rasulullah (saw) membaringkan Ubaidah (ra) dan meletakkan kepalanya di pangkuan beliau sembari membersihkan debu2 yang menempel di wajahnya.
Ubaidah (ra) berkata, "Ya Rasulullah, demi Allah, seandainya Abu Thalib melihat keadaan saya ini, maka dia akan tahu bahwa sayalah yang berhak disebutkan dalam syairnya.
Ubaidah (ra) berkata lagi, "Ya Rasulullah, apakah saya termasuk seorang syahid?"
Nabi (saw) menjawab, "Ya. Kamu adalah seorang syahid dan aku yang menjadi saksinya."
Setelah Ubaidah (ra) wafat, maka Rasulullah (saw) sendiri yang turun ke liang lahat untuk menguburkannya di lembah Shafra'. Padahal sebelumnya beliau tidak pernah masuk ke dalam liang lahat.
Walid bin Utbah dari kalangan kaum musyrikin disambut oleh Ali bin Abi Thalib (ra). Syaibah bin Rabi'ah dihadapi oleh Hamzah bin Abdul Muthalib (ra) dan Utbah bin Rabi'ah sendiri dihadapi oleh Ubaidah bin Harits (ra).
Ali (ra) bertarung melawan Walid. Keduanya adalah pemuda yang sama tangkasnya. Akan tetapi kemudian Ali (ra) dapat merobohkan Walid bin Utbah dengan mudah.
Hamzah (ra) melayani Syaibah. Keduanya pun sama tangkas dalam pertarungan ini. Namun dalam waktu yang relatif singkat Hamzah (ra) pun dapat membunuh Syaibah.
Ubaidah bin Harits (ra) melawan Utbah bin Rabi'ah. Keduanya saling menghunuskan pedangnya. Keduanya bertarung sebagaimana teman2 lain yang sebelumnya. Pada satu kesempatan, Ubaidah (ra) menghantamkan pedangnya dengan keras kepada Utbah sehingga memutuskan pundak sebelah kanannya. Meskipun demikian, dengan gesit Utbah mendekati Ubaidah lalu memukulkan pedangnya yang menyebabkan kaki Ubaidah putus sampai ke persendiannya. Dalam pertarungan ini keduanya sama2 menderita luka parah.
Melihat keadaan tersebut, Hamzah dan Ali (rhum) memburu Utbah dan membunuhnya. Setelah itu keduanya bergegas mengangkat tubuh Ubaidah (ra) dan membawanya ke hadapan Rasulullah (saw). Kakinya telah terputus dan tulang sumsumnya keluar.
Rasulullah (saw) membaringkan Ubaidah (ra) dan meletakkan kepalanya di pangkuan beliau sembari membersihkan debu2 yang menempel di wajahnya.
Ubaidah (ra) berkata, "Ya Rasulullah, demi Allah, seandainya Abu Thalib melihat keadaan saya ini, maka dia akan tahu bahwa sayalah yang berhak disebutkan dalam syairnya.
Ubaidah (ra) berkata lagi, "Ya Rasulullah, apakah saya termasuk seorang syahid?"
Nabi (saw) menjawab, "Ya. Kamu adalah seorang syahid dan aku yang menjadi saksinya."
Setelah Ubaidah (ra) wafat, maka Rasulullah (saw) sendiri yang turun ke liang lahat untuk menguburkannya di lembah Shafra'. Padahal sebelumnya beliau tidak pernah masuk ke dalam liang lahat.
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق