Fathimah binti Al-Yaman Rodhiallahu `anha adalah salah seorang sahabiyat yang orang tuanya sahabat-sahabiyat, dan saudaranya sahabat dan sahabiyat.
Saudara laki-laki Fathimah binti Al-Yaman yang dimasukkan ke dalam para sahabat antara lain, Hudzaifah bin Yaman dan Shafwan bin Al-Yaman. Di Al-Istiab, Al-Qurthubi menyebutkan bahwa keduanya gugur sebagai syahid di Perang Uhud bersama ayahnya.
Hudzaifah bin Al-Yaman, termasuk sahabat terkenal dan pilihan. Ia pemegang rahasia Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang tidak diketahui siapa pun selain dia. Ia menghadiri Perang Uhud dan perang-perang sesudahnya. Ia mempunyai peran menonjol di Perang Khandaq, karena pada malam perang tersebut, ia diutus Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mencari informasi tentang kaum musyrikin.
Para penulis biografi menyebutkan bahwa Fathimah binti Al-Yaman mempunyai dua saudara perempuan, yaitu Ummu Salamah binti Al-Yaman yang termasuk wanita beriman, Muslimah, dan ahli ibadah. Dan Khaulah binti Al-Yaman yang juga menjadi sahabiyat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Di lingkungan keluarga Al-Yaman, Fathimah binti Al-Yaman tumbuh. Ia merasakan kenikmatan hidup di bawah naungan Islam, sejak pertama kali ia mendengarnya dan berkembang di Madinah di kalangan kaum Anshar. Setelah itu, ia menjadi salah seorang wanita yang berbaiat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, menjadi sahabiyat beliau, dan salah seorang sahabiyat yang bernama Fathimah.
Fathimah adalah nama wanita. Seorang wanita dinamakan Fathimah atau Fitham. Disebutkan di hadits bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberi Ali bin Abu Thalib pakaian diberi garis-garis dengan sutera dan bersabda, "Robeklah menjadi beberapa kerudung untuk Fathimah-Fathimah."
Al-Qutaibi berkata, "Di antara Fathimah-Fathimah tersebut ialah pemimpin para wanita yaitu Fathimah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan istri Ali bin Abu Thalib. Kedua, Fathimah binti Asad bin Hasyim, ibu Ali bin Abu Thalib. Ia masuk Islam dan merupakan wanita pertama dari Bani Hasyim yang melahirkan anak dari Bani Hasyim. Ketiga. Fathimah binti Hamzah bin Abdul Muththalib, pemimpin para syuhada`."
Al-Hasan dan Al-Husain dinamakan anak Fathimah-Fathimah, karena ibu keduanya ialah Fathimah Az-Zahra`, nenek keduanya adalah Fathimah binti Asad, dan nenek Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dari jalur ayah beliau ialah Fathimah binti Abdullah bin Amr bin Imran bin Makhzum.
Jumlah sahabiyat yang bernama Fathimah lebih dari dua puluh. Di antara mereka ialah Fathimah Az-Zahra` binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Fathimah binti Asad yang tidak lain adalah ibu Ali bin Abu Thalib, Fathimah binti Khaththab yang tidak lain adalah saudara perempuan Umar bin Khaththab, dan Fathimah binti Al-Yaman.
Fathimah binti Al-Yaman dan Periwayatan Hadits
Ketika menyebutkan tentang Fathimah binti Al-Yaman, Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, "Fathimah binti Al-Yaman Al-Absiyah adalah sahabiyat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya ialah keponakannya bernama Abu Ubaidah bin Hudzaifah bin Al-Yaman (Abu Ubaidah bin Hudzaifah bin Al-Yaman Al-Absi Al-Kufi. Ia meriwayatkan hadits dari ayahnya, bibinya dari jalur ayah bernama Fathimah, Adi bin Hatim, dan Abu Musa Al-Asy`ari. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya ialah Muhammad bin Sirin, Yusuf bin Maimun, Khalid bin Abu Umaiyah Al-Kufi, dan lain-lain. Abu Hatim berkata, "Namanya tidak disebutkan." Ibnu Hibban memasukkan Abu Ubaidah bin Hudzaifah ke dalam Ats-Tsiqaal) berkata, "Fathimah binti Al-Yaman Al-Absiyah adalah sahabiyat Rasulullah
Rib`i (Rib`i ialah anak Hirasy bin Jahsy Al-Absi alias Abu Maryam Al-Kufi), ia datang ke Syam dan mendengar khutbah Umar bin Khaththab di Syam. Ia meriwayatkan hadits dari Umar bin Khaththab, Ali bin Abu Thalib, Ibnu Mas`ud, Abu Musa Al-Asy`ari, Imran bin Hushain, Hudzaifah bin Al-Yaman, Thariq Al-Muharibi, Abu Al-Yusr Ka`ab bin Umar As-Sulami, Abu Mas`ud, dan lain-lain. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya ialah Abdul Malik bin Umair, Abu Malik Al-Asyjai, Asy-Sya`bi, Nu`aim bin Abu Hindun, Manshur bin Al-Mu`tamir, Hilal (mantan budak Rib`i), Hushain bin Abdurrahman, dan lain-lain.
Ibnu Al-Madini berkata, "Anak Hirasy berjumlah tiga orang, yaitu Rib`i, Rabi`, dan Mas`ud. Tidak ada hadits yang diriwayatkan dari Mas`ud kecuali perkataannya setelah kematiannya. Al-Ajli berkata, `Rib`i ialah tabi`in, perawi terpercaya, orang pilihan, dan tidak pernah berdusta sekali pun.` Abu Nu`aim, `Rib`i meninggal pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz.` Abu Ubaidah berkata, `Ia meninggal pada tahun 100 H.` Ibnu Sa`ad berkata, `Ia perawi tepercaya dan mempunyai hadits-hadits shahih.` Ia disebutkan Ibnu Hibban di Ats-Tsiqaal. Ibnu Hibban berkata, `Ia termasuk ahli ibadah orang-orang Kufah. Ia bersumpah tidak akan tertawa, hingga ia mengetahui ia masuk surga atau neraka`." )
Ibnu Abdul Barr berkata, "Fathimah binti Al-Yaman meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mempunyai banyak hadits.
Di antara hadits riwayat Fathimah binti Al-Yaman ialah hadits tentang kunjungannya kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat beliau sakit yang membawa beliau kepada kematian.
Buku-buku hadits menyebutkan hadits dengan sanad sampai kepada keponakan Fathimah binti Al-Yaman, Abu Ubaidah bin Hudzaifah bin Al-Yaman, dari bibinya dari jalur ibu, Fathimah binti Al-Yaman, yang berkata, "Kami menjenguk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama kaum wanita. Tiba-tiba tempat air digantung, sedang airnya menetes mengenai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena saking panasnya sakit demam yang beliau derita. Aku berkata, `Wahai Rasulullah, bagaimana kalau engkau berdoa kepada Allah, agar Dia menghilangkan penyakit darimu?` -di riwayat lain, kenapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan penyakit darimu?`- Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, `Sesungguhnya manusia yang paling berat ujiannya ialah para nabi, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka`. "
Ibnu Sa`ad dan Ibnu Abdul Barr meriwayatkan hadits dari saudara perempuan Hudzaifah bin Al-Yaman, Fathimah binti Al-Yaman, yang berkata,
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkhutbah kepada kami. Beliau bersabda, `Hai para wanita, bukankah kalian berhias dengan perak? Tidaklah salah seorang dari kalian berhias dengan emas dan dipamerkan, melainkan ia disiksa dengannya.` Para wanita setelah itu memakai kancing di lengan baju mereka untuk merahasiakan emas dan cincin mereka. "
Jika hadits di atas shahih, maka telah dibatalkan, atau bahwa tidak mengenakan perhiasan itu lebih baik dari mengenakannya.
Itulah Fathimah binti Al-Yaman salah seorang putri sahabat, salah seorang yang meriwayatkan hadits mulia, salah seorang putri syuhada`, saudara perempuan syuhada`, salah seorang yang mengisi kehidupannya dengan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, dan berbuat apa saja yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta`ala dan Rasul-Nya untuk akhiratnya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta`ala meridhai Fathimah binti Al-Yaman, menempatkannya di surga tertinggi bersama orang-orang yang bersandar di atas sofa yang bagian dalamnya adalah sutra tebal, dan memetik buah dengan dekat. Balasan kebaikan ialah kebaikan.
Saudara laki-laki Fathimah binti Al-Yaman yang dimasukkan ke dalam para sahabat antara lain, Hudzaifah bin Yaman dan Shafwan bin Al-Yaman. Di Al-Istiab, Al-Qurthubi menyebutkan bahwa keduanya gugur sebagai syahid di Perang Uhud bersama ayahnya.
Hudzaifah bin Al-Yaman, termasuk sahabat terkenal dan pilihan. Ia pemegang rahasia Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang tidak diketahui siapa pun selain dia. Ia menghadiri Perang Uhud dan perang-perang sesudahnya. Ia mempunyai peran menonjol di Perang Khandaq, karena pada malam perang tersebut, ia diutus Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mencari informasi tentang kaum musyrikin.
Para penulis biografi menyebutkan bahwa Fathimah binti Al-Yaman mempunyai dua saudara perempuan, yaitu Ummu Salamah binti Al-Yaman yang termasuk wanita beriman, Muslimah, dan ahli ibadah. Dan Khaulah binti Al-Yaman yang juga menjadi sahabiyat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Di lingkungan keluarga Al-Yaman, Fathimah binti Al-Yaman tumbuh. Ia merasakan kenikmatan hidup di bawah naungan Islam, sejak pertama kali ia mendengarnya dan berkembang di Madinah di kalangan kaum Anshar. Setelah itu, ia menjadi salah seorang wanita yang berbaiat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, menjadi sahabiyat beliau, dan salah seorang sahabiyat yang bernama Fathimah.
Fathimah adalah nama wanita. Seorang wanita dinamakan Fathimah atau Fitham. Disebutkan di hadits bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberi Ali bin Abu Thalib pakaian diberi garis-garis dengan sutera dan bersabda, "Robeklah menjadi beberapa kerudung untuk Fathimah-Fathimah."
Al-Qutaibi berkata, "Di antara Fathimah-Fathimah tersebut ialah pemimpin para wanita yaitu Fathimah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan istri Ali bin Abu Thalib. Kedua, Fathimah binti Asad bin Hasyim, ibu Ali bin Abu Thalib. Ia masuk Islam dan merupakan wanita pertama dari Bani Hasyim yang melahirkan anak dari Bani Hasyim. Ketiga. Fathimah binti Hamzah bin Abdul Muththalib, pemimpin para syuhada`."
Al-Hasan dan Al-Husain dinamakan anak Fathimah-Fathimah, karena ibu keduanya ialah Fathimah Az-Zahra`, nenek keduanya adalah Fathimah binti Asad, dan nenek Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dari jalur ayah beliau ialah Fathimah binti Abdullah bin Amr bin Imran bin Makhzum.
Jumlah sahabiyat yang bernama Fathimah lebih dari dua puluh. Di antara mereka ialah Fathimah Az-Zahra` binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Fathimah binti Asad yang tidak lain adalah ibu Ali bin Abu Thalib, Fathimah binti Khaththab yang tidak lain adalah saudara perempuan Umar bin Khaththab, dan Fathimah binti Al-Yaman.
Fathimah binti Al-Yaman dan Periwayatan Hadits
Ketika menyebutkan tentang Fathimah binti Al-Yaman, Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, "Fathimah binti Al-Yaman Al-Absiyah adalah sahabiyat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya ialah keponakannya bernama Abu Ubaidah bin Hudzaifah bin Al-Yaman (Abu Ubaidah bin Hudzaifah bin Al-Yaman Al-Absi Al-Kufi. Ia meriwayatkan hadits dari ayahnya, bibinya dari jalur ayah bernama Fathimah, Adi bin Hatim, dan Abu Musa Al-Asy`ari. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya ialah Muhammad bin Sirin, Yusuf bin Maimun, Khalid bin Abu Umaiyah Al-Kufi, dan lain-lain. Abu Hatim berkata, "Namanya tidak disebutkan." Ibnu Hibban memasukkan Abu Ubaidah bin Hudzaifah ke dalam Ats-Tsiqaal) berkata, "Fathimah binti Al-Yaman Al-Absiyah adalah sahabiyat Rasulullah
Rib`i (Rib`i ialah anak Hirasy bin Jahsy Al-Absi alias Abu Maryam Al-Kufi), ia datang ke Syam dan mendengar khutbah Umar bin Khaththab di Syam. Ia meriwayatkan hadits dari Umar bin Khaththab, Ali bin Abu Thalib, Ibnu Mas`ud, Abu Musa Al-Asy`ari, Imran bin Hushain, Hudzaifah bin Al-Yaman, Thariq Al-Muharibi, Abu Al-Yusr Ka`ab bin Umar As-Sulami, Abu Mas`ud, dan lain-lain. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya ialah Abdul Malik bin Umair, Abu Malik Al-Asyjai, Asy-Sya`bi, Nu`aim bin Abu Hindun, Manshur bin Al-Mu`tamir, Hilal (mantan budak Rib`i), Hushain bin Abdurrahman, dan lain-lain.
Ibnu Al-Madini berkata, "Anak Hirasy berjumlah tiga orang, yaitu Rib`i, Rabi`, dan Mas`ud. Tidak ada hadits yang diriwayatkan dari Mas`ud kecuali perkataannya setelah kematiannya. Al-Ajli berkata, `Rib`i ialah tabi`in, perawi terpercaya, orang pilihan, dan tidak pernah berdusta sekali pun.` Abu Nu`aim, `Rib`i meninggal pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz.` Abu Ubaidah berkata, `Ia meninggal pada tahun 100 H.` Ibnu Sa`ad berkata, `Ia perawi tepercaya dan mempunyai hadits-hadits shahih.` Ia disebutkan Ibnu Hibban di Ats-Tsiqaal. Ibnu Hibban berkata, `Ia termasuk ahli ibadah orang-orang Kufah. Ia bersumpah tidak akan tertawa, hingga ia mengetahui ia masuk surga atau neraka`." )
Ibnu Abdul Barr berkata, "Fathimah binti Al-Yaman meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mempunyai banyak hadits.
Di antara hadits riwayat Fathimah binti Al-Yaman ialah hadits tentang kunjungannya kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat beliau sakit yang membawa beliau kepada kematian.
Buku-buku hadits menyebutkan hadits dengan sanad sampai kepada keponakan Fathimah binti Al-Yaman, Abu Ubaidah bin Hudzaifah bin Al-Yaman, dari bibinya dari jalur ibu, Fathimah binti Al-Yaman, yang berkata, "Kami menjenguk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama kaum wanita. Tiba-tiba tempat air digantung, sedang airnya menetes mengenai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena saking panasnya sakit demam yang beliau derita. Aku berkata, `Wahai Rasulullah, bagaimana kalau engkau berdoa kepada Allah, agar Dia menghilangkan penyakit darimu?` -di riwayat lain, kenapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan penyakit darimu?`- Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, `Sesungguhnya manusia yang paling berat ujiannya ialah para nabi, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka`. "
Ibnu Sa`ad dan Ibnu Abdul Barr meriwayatkan hadits dari saudara perempuan Hudzaifah bin Al-Yaman, Fathimah binti Al-Yaman, yang berkata,
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkhutbah kepada kami. Beliau bersabda, `Hai para wanita, bukankah kalian berhias dengan perak? Tidaklah salah seorang dari kalian berhias dengan emas dan dipamerkan, melainkan ia disiksa dengannya.` Para wanita setelah itu memakai kancing di lengan baju mereka untuk merahasiakan emas dan cincin mereka. "
Jika hadits di atas shahih, maka telah dibatalkan, atau bahwa tidak mengenakan perhiasan itu lebih baik dari mengenakannya.
Itulah Fathimah binti Al-Yaman salah seorang putri sahabat, salah seorang yang meriwayatkan hadits mulia, salah seorang putri syuhada`, saudara perempuan syuhada`, salah seorang yang mengisi kehidupannya dengan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, dan berbuat apa saja yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta`ala dan Rasul-Nya untuk akhiratnya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta`ala meridhai Fathimah binti Al-Yaman, menempatkannya di surga tertinggi bersama orang-orang yang bersandar di atas sofa yang bagian dalamnya adalah sutra tebal, dan memetik buah dengan dekat. Balasan kebaikan ialah kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق