Pertanyaan: Apakah boleh pasangan suami istri saling membuka semua pakaian di hadapan yang lain? Apakah untuk melakukan jima’ ada do’a sebelumnya? Jika memang ada do’anya, tolong tuliskan nashnya (teksnya).
Jawaban: Pertama, bagi pasangan suami istri boleh saling membuka semua pakaian di hadapan yang lain, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Daud, dari Bahz bin Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata: Aku bertanya: ‘Ya Rasulullah, aurat kami, apakah yang kami datangkan darinya dan apakah yang kami tinggalkan? Beliau menjawab:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((اِحْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاَّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ. قَالَ: قُلْتُ: فَإِذَا كَانَ فِي الْقَوْمِ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ قَالَ: إِنِ اسْتَطَعْتَ أَلاَّ يَرَيَنَّكَ أَحَدٌ فَافْعَلْ.قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِذَا كَانَ أَحَدُنَا خَالِيًا. قَالَ: اَللهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ مِنَ النَّاس)) (رواه أحمد وأبو داود وغيرهما)
“Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau jariyahmu.” Ia berkata: Aku berkata: ‘Apabila satu kaum saling bersama-sama? Beliau menjawab: ‘Jika engkau bisa bahwa tidak seorang pun yang melihatnya (aurat) maka lakukanlah.’ Ia berkata: Aku berkata: ‘Apabila seseorang dari kami berada sendirian? Beliau menjawab: ‘Merasa malu kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla lebih layak dari pada malu kepada manusia.”[1]
Kedua: Apabila seseorang ingin berhubungan badan dengan istrinya, ia membaca:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((بِسْمِ اللّهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا)) (متفق عليه)
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas Rhadiyallahu’anhu, ia berkata: Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wasallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَي أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللّهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا" فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ أَبَدًا)) (متفق عليه)
Rasulullah Shalallhu’alaihi wasallam bersabda: “Jikalau salah seorang darimu ingin mendatangi istrinya membaca: ‘Dengan nama Allah, jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari anak yang Engkau berikan kepada kami’, lalu diberikan anak kepada keduanya, niscaya syetan tidak bisa mengganggunya.”[2]
Wabillahit taufiq, semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Fatawa Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa 19/363.
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق