Setelah mendapatkan
perlakuan yang tidak mengenakkan di Taif, Muhammad berusaha untuk
kembali lagi ke Mekah. Melalui pertolongan budaknya, Zaid, ia diberi
perlindungan oleh Mutim bin Idi, pimpinan Nofal, klan dari
Quraish. Keesokan harinya, Mutim dengan anak dan ponakannya dengan
bersenjata mendatangi lapangan umum Kabah dan mengumumkan bahwa Muhammad
sejak saat itu berada dibawah perlindungannya. Muhammad sangat gembira,
tapi tampaknya dia menahan diri untuk segera menyebarkan agamanya
kepada kaum Quaish, dia hanya berdakwah pada para peziarah haji yang
datang ke kabah untuk melakukan ritual berhalanya.
Selama periode
ini. disaat Muhammad mempertahankan perannya agar tidak menyolok di mata
musuh2nya di Mekah, dikatakan bahwa dia, karena alasan tidak jelas,
tidur semalaman dirumah sepupunya, Umm Hani.
Umm Hani
adalah anak perempuan Abu Thalib. Umm Hani kemungkinan besar adalah
“cinta lama Muhammad”. Sebelum menikah dengan Khadijah, Muhammad pernah
melamar Umm Hani, namun hal ini ditolak mentah2 oleh Abu Thalib,
alasannya saat itu Muhammad adalah pemuda yang papa dan miskin. Karena
hubungan keduanya tidak direstui Abu Thalib, akhirnya Umm Hani menikah
dengan Hubairah, seorang laki2 yang beragama Nosrania (Nasrani).
Pada pagi
berikutnya, orang2 ingin tahu dimanakah dia malam kemarin. Beberapa
orang rupanya telah mengetahui bahwa sore sebelumnya ia memasuki rumah
Umm Hani. Dia tidak mungkin mengaku bahwa ia telah “tidur” bersama
seorang wanita yang sedang sendirian, karena itu akan menghancurkan
kariernya sebagai seorang nabi. Muhammad akhirnya mengarang cerita, dia
mengatakan bahwa pada malam itu ia dituntun Jibril untuk melakukan
perjalanan dari Masjidil Haram sampai ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.
Dari sana ia naik kesorga dan bertemu Allah. Karena perjalanan ini tidak
mengikut sertakan manusia lain, oleh karenanya tidak ada manusia lain
yang bisa menjadi saksi akan kejadian mukjijat ini, maka ini mencegah
orang2 meminta saksi mata untuk membuktikan pernyataannya tersebut.
Mendengar penjelasan Muhammad tersebut, kebanyakan dari mereka mengatakan, ‘Demi Allah, ini jelas sebuah kebohongan!
Sebuah karavan saja memerlukan waktu satu bulan untuk mencapai Syria
dan satu bulan lagi untuk kembali. Bagaimana Muhammad bisa melakukan
perjalanan pulang-pergi dari Mekah ke Yerusalem dalam satu malam ?’
Ibn
Ishaq mengatakan; “Setelah mendengar cerita ini banyak orang yang
dulunya bergabung dengan Islam menjadi murtad dan meninggalkan Islam.”
Sebagian lagi
menemui Abu Bakar, yang rupanya belum mengetahui hal ini dan berkata,
“Apa pendapatmu tentang temanmu itu? Dia mengaku telah pergi ke
Yerusalem semalam, sholat disana lalu kembali lagi ke Mekah!” Abu Bakar
menuduh orang2 yang bertanya kepadanya ini berbohong, Muhammad tidak
akan berkata begitu, tapi mereka meyakinkan dia, bahwa Muhammad sekarang
sedang berada di mesjid, menjelaskan tuduhan orang2 terhadapnya. Abu
Bakar tertegun dan lalu berkata, “jika dia bilang begitu, maka itu
benar. Kenapa heran? Dia pernah bilang berkomunikasi dengan Allah, dari
langit kebumi, wahyu datang padanya siang atau malam, dan saya percaya
dia. Itu jauh lebih luar biasa dari apa yang kau ceritakan sekarang!”
(Ibn Ishaq, Sirah Rasul Allah, p 183)
Logikanya sangat
sempurna. Pada dasarnya apa yang Abu Bakar katakan adalah bahwa sekali
kamu telah melepaskan akal sehatmu dan percaya pada kemustahilan, kamu
bisa percaya apa saja. Sekali saja kau biarkan dirimu dibodohi, maka kau
harus siap untuk dibodohi selamanya karena tidak ada batas bagi
kebodohan. Berapa banyak orang
yang akan membiarkan kakek berumur 50 tahun seperti Muhammad, mengawini
anak perempuannya yang berumur 6 tahun? Tapi Abu Bakar melakukan itu. Ini membutuhkan kebodohan yang luar biasa. Kebodohan yang hanya mungkin ada dalam sebuah kepercayaan buta.
Kita
juga harus ingat bahwa Abu Bakar, telah menghabiskan semua kekayaannya
bagi Muhammad dan tujuannya. Orang ini telah banyak berkorban bagi
Muhammad. Pada tahap ini, dia tidak punya pilihan lain kecuali ikut saja
pada apa yang dikatakan Muhammad. Yang bisa dia lakukan hanyalah
mengubur dalam2 logikanya dan secara membuta mengikuti apa saja yang
dikatakan dan diperbuat Muhammad.
Abu Bakar begitu
kesulitan mempercayai kisah kenaikan Muhammad ke surga, tapi pada
akhirnya dia tidak punya pilihan kecuali percaya karena menolak berarti
mengaku telah dibodohi dan itu pengakuan yang menyakitkan. Menolak
Muhammad, yang telah anda terima sebagai utusan Tuhan dan percaya
padanya, bukanlah usaha yang mudah. Ini jelas sebuah keputusan yang
gagah berani, keputusan yang jauh diluar jangkauan orang yang berpikiran
lemah. Semakin banyak anda menyerahkan kemerdekaan anda, semakin banyak
anda berkorban bagi orang ini, semakin sulit untuk meninggalkannya.
Setelah
gagal meyakinkan sebagian orang atas kenaikannya kesurga tersebut. Mari
kita lihat bagaimana Muhammad mengembangkan kebohongan Isra Miraj ini
dikemudian hari.
Terdapat
berbagai versi tentang dongeng Muhammad ini. Ibn Ishaq (p182) menyusun
tradisi2 yang berasal dari sahabat-sahabatnya, khususnya istrinya,
Aisha. Menurut riwayat, Muhammad melaporkan:
“Ketika
saya, Jibril datang dan membangunkan saya dengan kakinya. Saya bangun
namun tidak melihat apa-apa dan merebah kembali. Untuk kedua kalinya ia
datang dan membangunkan saya dengan kakinya. Saya tidak melihat apa2 dan
merebah kembali. Ia datang kepada saya untuk ketiga kalinya dan
membangunkan saya dgn kakinya. Saya bangun dan ia memegang tangan saya
dan saya berdiri disebelahnya. Ia membawa saya keluar, dan disitulah ada
seekor hewan putih, setengah keledai, dengan sayap2 disisinya yang
mempercepat gerakkan kakinya …. Ia menaikkan saya padanya. Lalu ia pergi
keluar dengan saya, dan terus dekat dengan saya. Ketika saya mencoba
menaikinya, ia [hewan itu] malu-malu. Jibril meletakkan tangannya pada
bulu tengkuknya dan mengatakan, Apakah kau tidak malu, wahai Buraq,
untuk bertingkah seperti ini ? Demi Allâh, tidak ada yang lebih
terhormat bagi Allâh daripada Muhammad menaikimu. Hewan itu begitu malu
sampai ia berkeringat dan berdiri sehingga saya bisa menaikinya.”
Sang
periwayat kemudian mengatakan: “Nabi dan Jibril berangkat dari Masjid
Haram, sampai mereka tiba di Masjid Aqsa di Yerusalem. Disana ia
berjumpa dengan nabi2 terdahulu seperti Adam, Ibraham, Musa dan Yesus.
Muhammad kemudian membimbing mereka dan menjadi imam utama dalam sholat.
Setelah sholat
selesai, malaikat Jibril membuka hati Muhammad untuk kedua kali dan
membersihkannya dari segala dosa yang telah dia kumpulkan sejak
pencucian pertama ketika dia berumur lima tahun. Setelah itu sebuah
tangga dipasang, menghubungkan Masjid Aqsa dengan ketujuh surga
dilangit. Dengan Buraq, hewan setengah kuda dan setengah keledai, berkepala manusia dan sayap burung rajawali, ia mengunjungi tingkatan2 di Surga.
Setelah
menuntaskan urusan saya di Yerusalem, sebuah anak tangga yang paling
indah yang pernah saya lihat dibawa kepada saya. Itu tangga yang
dipandangi orang yang hampir mati saat kematian menjemputnya. Rekan saya
menaikinya, sampai kami tiba di salah satu gerbang surga yang disebut
dengan Gerbang Para Penjaga. Malaikat bernama Ismail bertanggung jawab
atasnya dan ia membawahi 12.000 malaikat, yang masing2 membawahi 12.000
malaikat.’
Ketika
Jibril membawa saya masuk, Ismail bertanya siapa saya dan ketika Jibril
mengatakan bahwa saya Muhammad, ia bertanya apakah saya diberikan
sebuah misi, atau dipanggil, dan setelah diyakinkan Jibril, ia
mengucapkan selamat jalan.
Saya melihat
malaikat kematian, Azrail, yang tubuhnya begitu besar sampai mata2nya
berjarak 70.000 hari perjalanan berbaris (Sekitar 10 kali lebih besar
dari jarak antara Bulan dan Bumi). Ia memiliki 100.000 batalyon malaikat
dan melewatkan waktunya dengan menulis dalam sebuah buku raksasa nama2
mereka yang mati atau dilahirkan.
Saya juga
melihat malaikat air mata yang menangis bagi dosa2 dunia; Malaikat
Pembalas dengan wajah yang besar yang tertutup oleh bisul2 yang
menguasai api dan duduk dalam singgasana berapi; dan satu lagi malaikat
raksasa yang tubuhnya terdiri dari setengah salju dan setengah api.
Semua
malaikat yang menemui saya ketika saya memasuki suga paling bawah
tersenyum dan mengucapkan selamat jalan, kecuali salah satu dari mereka
yang tidak tersenyum atau menunjukkan ekspresi gembira seperti malaikat
lainnya. Dan ketika saya tanya alasannya pada Jibril, ia mengatakan
bahwa malaikat tersebut tidak tersenyum karena ia adalah Malik, Penjaga
Pintu Neraka.
Ketika
saya memasuki surga paling bawah, saya melihat seseorang duduk disana,
dengan jiwa2 orang yang melewatinya. Dalam menjawab pertanyaan saya,
Jibril mengatakan bahwa ini ayah kami, Adam, sedang memeriksa jiwa2
keturunannya. Jiwa orang beriman meningkatkan kegembiraannya, sementara
jiwa seorang kafir meningkatkan kejijikannya. Lalu saya melihat orang2
dengan bibir seperti onta. Dalam tangan2 mereka terdapat kepingan2 api,
seperti batu, yang mereka gunakan untuk dimasukkan dalam mulut mereka
dan kemudian keluar dari bokong mereka. Saya diberitabu bahwai mereka
ini adalah orang yang berdosa karena memakan harta anak yatim piatu.
Lalu saya melihat orang2 seperti keluarga Firaun, dengan perut2 yang
belum pernah saya lihat, dan melewati mereka adalah onta2 yang gila
karena kehausan ketika mereka dibuang ke neraka, menginjak mereka karena
mereka tidak dapat mengelak. Mereka adalah para lintah darat.
Lalu
saya dibawa ke surga kedua, dan disitu ada dua saudara sepupu dari
garis ibu, Isa, putera Mariam dan Yohanes, putera Zakariah. Lalu saya ke
surga ketiga dan disitu ada seseoarng yang wajahnya seperti bulan
purnama. Itu saudara saya, Yusuf, putera Yakub. Lalu ke surga keempat,
disana ada seorang bernama Idris (Henokh). Lalu ke surga kelima dan
disana ada lelaki dengan rambut putih dan jenggot panjang, belum pernah
saya melihat lelaki yang lebih rupawan darinya. Ia adalah yang paling
dikasihi rakyatnya, Harun, putera ‘Imran.
Lalu ke surga
keenam, dan disana ada lelaki berwarna kulit gelap dengan hidung
berbentuk kait, spt kaum Shanu’a. Ini saudara saya, Musa, putera ‘Imran.
Lalu ke surga ketujuh, dan disana ada seseorang duduk di singgasana
pada gerbang rumah mewah, Surga. Setiap hari, 70.000 malaikat masuk dan
tidak kembali sebelum hari kiamat. Belum pernah saya melihat orang lebih
mirip dengan saya. Ini ayah saya, Ibrahim. Dalam surga ketujuh
dimana jiwa2 orang2 baik tinggal terdapat malaikat yang lebih besar dari
seluruh dunia dengan 70.000 kepala; setiap kepala memiliki 70.000 mulut
dan setiap mulut memiliki 70.000 lidah dan setiap lidah berbicara dalam
70.000 bahasa dan tidak habis2nya menyanyikan pujian kepada Sang Maha
Kuasa.
Satu
versi mengatakan, Ketika Jibril mengantar Muhammad ke setiap tingkatan
surga dan meminta ijin masuk, Jibril harus memberitahu para penjaga
siapa yang ia bawa dan apakah tamunya itu menerima sebuah misi atau ia
telah dipanggil, dan para penjaga gerbang akan menjawab ‘Allah
memberikannya kehidupan, kakak dan sahabat!’ dan membiarkan mereka lewat
sampai mereka mencapai langit ketujuh dan ia dituntun menuju Sidratul Muntaha, yang dibatasi oleh pohon khuldi, disana Muhammad bertemu dengan Allah. Disana ditetapkan kewajiban lima puluh kali solat per hari bagi pengikutnya. Saat ia kembali, ia bertemu Musa dan inilah yang terjadi:
Pada
saat saya kembali, saya berjumpa dengan Musa dan sungguh ia temanmu
yang paling baik! Ia bertanya berapa solat yang diwajibkan pada saya dan
ketika saya mengatakan lima puluh, ia mengatakan, ‘Doa adalah sesuatu
yang memberatkan dan pengikutmu adalah orang-orang lemah, jadi
kembalilah kepada Tuhanmu dan minta padaNya untuk mengurangi jumlah
solatnya bagi dirimu dan komunitasmu.’ Saya melakukannya dan Ia
mewajibkan sepuluh solat. Sekali lagi saya berpapasan dengan Musa dan ia
sekali lagi mengatakan hal yang sama, dan begitulah seterusnya sampai
hanya ditetapkan lima solat bagi seluruh hari dan malam. Musa kembali
memberikan saya nasehat yang sama. Saya menjawab bahwa saya sudah
kembali kepada Tuhan saya dan bertanya padaNya untuk mengurangi
jumlahnya sampai saya malu dan saya tidak akan melakukannya lagi. Barang
siapa yang melakukan doa dalam iman, imannya akan dihadiahi dengan
limapuluh solat.
Demikianlah
cerita Muhammad yang ia karang2 dikemudian hari untuk menyakinkan para
pengikut fanatiknya mengenai kebohongan Isra Miraj tersebut.
Orang memang cenderung percaya kebohongan apa saja, selama kebohongan itu diberi cap “mistis” dan “spiritual”,
Muhammad
memang memilki daya khayal yang luar biasa. Muhammad bukanlah orang
yang biasa menggunakan kiasan atau personifikasi dalam menyatakan
sesuatu. Lihatlah bagaimana Muhammad bercerita tentang malaikat yang
ukurannya lebih besar dari bumi ini. Malaikat yang memiliki 70.000
kepala; setiap kepala memiliki 70.000 wajah. (Total wajah yg dimilikinya
adalah : 4.900.000.000) Setiap wajah memiliki 70.000 mulut (Total
mulut: 343.000.000.000.000) Setiap mulut memiliki 70.000 lidah (Total
lidah: 24.010.000.000.000.000.000) Setiap lidah mampu berbicara dalam
70.000 bahasa (Total bahasa yang mampu digunakannya :
1,680,700,000,000,000,000,000,000), Dan kesemuanya itu diciptakan Allah untuk satu tujuan, yaitu memuja dia.
Mengapa Allah
merasa perlu menciptakan mahluk monster seperti itu hanya agar mahluk
itu bisa memuja2nya tanpa akhir dalam berbagai bahasa pula? Bukankah itu
gila? Allah adalah perwujudan ego Muhammad dan segala yang ia inginkan.
Psikologi Allah merefleksikan psikologi Muhammad. Sebagai seorang
narsisis, ia memiliki kehausan besar agar dipuja, begitu pula tuhannya
yang tidak lain hanyalah perwujudan dirinya.
TERLALU BANYAK KEBOHONGAN DAN KEJANGGALAN DALAM PERISTIWA ISRA MIRAJ INI.
Para
pakar Muslim, yang telah termakan tipu daya Muhammad, sampai jungkir
balik untuk mempertahankan dongeng ini agar nampak kredibel. Mereka
mati2an berusaha membela kebohongan ini agar nampak sebagai suatu
kebenaran.
Para pengritik
mempertanyakan moralitas dan tujuan keberadaan Muhammad, seorang pria
yang baru beberapa waktu ditinggal mati istrinya, ditengah malam,
dirumah seorang wanita yang tinggal seorang diri. Juga keputusan Allah
untuk mengundangnya kesurga dari rumah seorang wanita yang bukan
muhrimnya, bukan dari rumahnya sendiri.
Beberapa
pakar muslim mengatakan bahwa peristiwa Isra Miraj ini adalah peristiwa
dialam roh, bukan di alam fisik (jasad) sesungguhnya. Namun secara
logika argumen ini juga terbantahkan. Motif utama Muhammad menceritakan
kisah ini adalah untuk menghindar dari tuduhan orang2 bahwa semalam ia
secara fisik berada di rumah Umm Hani. Oleh karenanya ia mengatakan
bahwa secara fisik, ia telah pergi ke Yerusalem dan ke surga, bukan
tidur berduaan dengan Umm Hani. Ayat Quran tentang Isra Miraj juga
membuktikan ini;
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah
Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. (QS 17:01)
Kata2 "Bi'abdihi"
(hambaNya) ini dapat dipakai untuk memberikan sanggahan atas orang2
yang berpendapat bahwa perjalanan malam Muhammad ini hanya terjadi
dengan rohnya saja tanpa dengan jasadnya, sebab kata2 "abd" (hamba) itu
dipakai untuk roh beserta jasadnya sekaligus, bukan untuk roh saja atau
jasad saja, sehingga tidak ada orang yang mengatakan roh itu sebagai
"abd" atau jasad yang tidak ber-roh sebagai 'abd.
Pertentangan
berikutnya adalah mengenai singgahnya Muhammad ke Masjid Al Aqsa.
Menurut sejarah peristiwa Muhammad naik kesorga ini terjadi di sekitar
tahun 621 M. Namun sejarah mencatat bahwa pada tahun tersebut tidak ada
satu bangunan pun yang berdiri dibekas Kuil Sulaiman (Salamo), karena
bangsa Romawi telah menghancurkan dan membumi ratakan seluruh bangunan
dikomples kuil ini pada tahun 70 M. Diatas bekas kuil ini kemudian di
bangun Kuil Yupiter oleh bangsa Romawi. Kemudian kerajaan Byzantium
menghancurkan Kuil Yupiter, dan setelah penaklukan Byzantium oleh islam
maka dibangunlah The Dome of the Rock diatasnya pada tahun 691M. Mesjid
Al-Aqsa baru dibangun dikompleks tersebut oleh Khalifah Abdul Malik bin
Marwan dinasti Umayyad di tahun 710M.
Bagaimana
mungkin Muhammad pada tahun 621 M mengatakan bahwa ia pergi ke Masjid
Al Aqsa, padahal masjid itu baru berdiri 710 M, atau 89 tahun kemudian.
MUNGKINKAH KISAH ISRA MIRAJ INI HANYALAH DONGENG YANG DICIPTAKAN MUSLIM SETELAH KEMATIAN MUHAMMAD?
Hal aneh lain
seputar Isra Miraj, adalah tentang pembangunan Masjidil Haram dan Al
Aqsa. Muhammad bercerita demikian mengenai kedua masjid tersebut;
Dikisahkan
oleh Abu Dhaar: Aku bertanya, “Ya Rasulullah! Masjid manakah yang
dibangun pertama kali? Beliau menjawab, “Masjidil Haram” Aku bertanya,
“Selanjutnya?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsa”. Kemudian aku bertanya,
“Berapakah selisih pembangunan keduanya?” Rasulullah menjawab, “Empat
puluh (tahun)”,….. (Hadis Bukhari 55:636)
Benarkah
perkataan Muhammad tersebut? Menurut Islam Masjidil Haram dibangun oleh
Ibrahim pada 2000 SM, sedangkan Masjidil Aqsa dibangun pada tahun 710
M, maka kalkulasi yang benar terdapat selisih 2710 tahun. Muhammad
mengatakan 40 tahun. Apakah 40 = 2710 ?
Di dongeng Isra
Miraj ini Allah setuju dengan Muhammad untuk mewajibkan sholat lima
waktu. Namun anehnya ternyata Allah lupa mencatatkan jumlah sholat ini
didalam Quran. Ataukah mungkin Allah sudah memerintahkan pada Jibril,
namun Jibril lupa mengatakannya pada Muhammad.
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق