Pada setiap roka’at sholat, kita diwajibkan membaca surat Al-Fatihah. Sadar atau tidak sadar, setiap kali kita membacanya, maka pada 2 ayat terakhir dari surat Al-Fatihah kita memohon kepada Allah:
Tunjukanlah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Seperti apa orang yang diberi petunjuk, orang dimurkai Allah dan orang yang tersesat dapat kita lihat pada surat selanjutnya. Surat Al-Baqarah langsung membuka dengan membagi manusia menjadi 3 golongan, yaitu:
Tunjukanlah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Seperti apa orang yang diberi petunjuk, orang dimurkai Allah dan orang yang tersesat dapat kita lihat pada surat selanjutnya. Surat Al-Baqarah langsung membuka dengan membagi manusia menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Orang Beriman (Al Baqarah ayat 2-5)
2. Orang Kafir (Al Baqarah ayat 6-7)
3. Orang Munafik (Al Baqarah ayat 8-20)
Masing-masing dilengkapi dengan ciri-cirinya serta akibat yang akan ditanggung oleh masing-masing golongan manusia tersebut.
"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. Al Baqoroh:2-5).
Orang beriman ciri-cirinya adalah percaya kepada yang gaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki untuk bersedekah/zakat, beriman kepada kitab-kitab suci Alloh dan hari akhir. Mereka inilah yang dinyatakan sebagai orang yang selalu mendapat petunjuk dan beruntung.
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat". (QS. Al Baqarah:6-7).
Orang kafir cirinya adalah tidak dapat lagi melihat kebenaran. Diberi peringatan atau tidak sama saja karena Allah telah mengunci mata, pendengaran dan hati mereka. Dan bagi mereka lah siksa yang amat berat.
"Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Alloh dan Hari kiamat,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar". (QS. Al Baqarah:8-9).
Orang munafik dikatakan sebagai orang yang mengaku dia beriman, tapi sebetulnya tidak. Akibatnya, orang munafik ini lebih sulit dikenali. Jika untuk orang beriman hanya perlu menggunakan 4 ayat dan orang kafir hanya 2 ayat, maka untuk orang munafik Al-Qur’an memerlukan 13 ayat untuk menjelaskannya.
Beberapa ciri-cirinya antara lain adalah, mereka biasanya tidak sadar atas keburukan sifatnya sendiri, bahkan merasa dirinya yang lebih benar dari orang lain, sehingga dapat menyesatkan orang lain. Mereka merasa lebih pintar dari orang beriman. Mereka senang mengolok-olok orang beriman. Akibat perbuatannya itu, Allah akan mengganjar mereka dengan siksa yang pedih.
Dari 20 ayat pertama di surat Al Baqarah, kita sudah dapat menilai seseorang serta diri kita sendiri termasuk pada golongan yang mana.
Selanjutnya ciri dan penjelasan tambahan untuk masing-masing golongan dapat ditemui pada bagian lain di Al Qur’an. Ciri-ciri yang dijabarkan tersebut akan semakin menambah kejelasan bagi kita untuk menilai setinggi apa keimanan kita saat ini dan sejauh mana kebenaran dari pelaksanaan ibadah yang telah kita lakukan.
Contoh, jika seseorang mengaku beriman namun jarang melakukan shalat 5 waktu, termasuk golongan manakah dia? Salah satu jawabannya, bisa kita lihat di surat An Nisa’: 142 :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Alloh, dan Alloh akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Alloh kecuali sedikit sekali.
Jika kita malas mendirikan sholat, sholat karena ingin dilihat orang lain, atau lebih banyak memikirkan hal-hal selain Alloh ketika shalat, maka sadarilah, bahwa diri kita telah menunjukkan ciri-ciri orang munafik. Na’udzubillah . . .
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق