Ketika Rasulullah dan tentera Islam dan penduduk di Madinah dikepung oleh tentera musyrikin dari Mekah dalam Peperangan Ahzab, dan ketika mana orang Yahudi di dalam Madinah belot terhadap Nabi Muhammad s.a.w dan bersama dengan tentera musyrikn Mekah, tiba-tiba datang seorang yahudi bernama Nu’aim bin Mas’ud, menawarkan kepada Nabi s.a.w. untuk melakukan sesuatu bagi membela dan mempertahankan Nabi s.a.w, umat Islam dan Islam
Nu’aim bin Mas’ud berkata: “Wahai Rasulullah, sesugguhnya saya telah menjadi Islam, dan kaum saya tidak mengetahui perkara ini, maka perintahkanlah kepada saya apa-apa sagahaja yang Rasulullah mahu.”
Nabi s.a.w. bersabda kepadanya: “Awak seorang yang berkedudukan tinggi di kalangan mereka. Maka pergilah untuk melepaskan kamu daripada musuh sekadar kemampuanmu, peperangan ini adalah tipu daya.”
Tipu muslihat Nu’aim bin Mas’ud
Nu’aim memulai operasi dengan mendatangi Yahudi Bani Quraidlah dan meyakinkan mereka untuk tidak terlibat dalam peperangan melawan kaum muslimin sebelum mendapat jaminan dari Quraisy berupa beberapa orang terkemuka sebagai sandera, supaya kaum Quraisy tidak mundur dari peperangan meninggalkan mereka sendirian menghadapi kaum Muslimin. “Engkau telah memberikan pendapat yang amat baik,” kata para pemimpin Yahudi Bani Quraidlah tanpa curiga. Mereka tidak tahu kalau Nu’aim telah menjadi muslim.
Kemudian Nu’aim mendatangi Abu Sufyan dan pemimpin-pemimpin Quraisy lainnya. Pada mereka Nu’aim menceritakan kalau Yahudi Bani Quraidlah menarik pasukannya. Mereka juga secara diam-diam telah membuat kesepakatan dengan Muhammad SAW untuk menculik beberapa pemimpin Quraisy dan Ghathafan untuk diserahkan pada Muhammad SAW dan dibunuh. Nu’aim juga berpesan agar mereka tidak menyerahkan seorang pun pada mereka.
Nu‘aim lalu pergi menemui kaumnya, Ghothofan. Kepada mereka ia mengemukakan apa yang dikemukakannya kepada orang-orang Quraisy. Demikianlah akhirnya terjadi salah faham di antara mereka dan saling tidak mempercayai. Sehingga masing-masing dari mereka menuduh terhadap yang lainnya sebagai pengkhianat.
Misi Nu’aim berjaya, dia berhasil memecah belah pakatan tentara Ahzab dan mengadu domba mereka. Akhirnya pasukan sekutu multinasional pun meninggalkan Bani Quroidhoh sendirian di medan peperangan sehingga kekuatan musuh berkurang. Sementara itu Allah SWT mengirim pula kepada Quroisy dan sekutunya angin taufan yang mengerikan sehingga menerbangkan kemah-kemah mereka, memporak-porandakan logistik, memadamkan api, menerpa muka dan memenuhi mata mereka dengan tanah. Sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa kecuali melarikan diri di kegelapan malam.
Setelah hari subuh didapati oleh kaum muslimin musuh-musuh Alloh sudah lari. Karena itu mereka bersorak gembira sambil memuji Allah. Dan selama perangAhzab ini berlangsung Nabi SAW tidak henti-hentinya, siang malam senantiasa beristighfar, merendahkan diri, dan berdo’a kepada Allah untuk kemenangan kaum Muslimin.
Kita lihat Nu’aim seorang Yahudi yang masuk Islam tetapi tidak membuat fitnah sesama Muslim, tidak menyerang Nabi, tidak menghina Nabi, tidak melaga-lagakan orang Muslim.
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق