Oscilloscope adalah
alat untuk pengukuran gelombang signal frekuensi ini, sangat berguna
dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti Ponsel, Radio Komunikasi
dll. Untuk perbaikan ponsel, diharapkan kita dapat menggunakan
oscilloscope untuk mengetahui kerusakan ponsel secara lebih akurat,
selain dari pengalaman yang kita miliki dalam mengatasi kerusakan pada
ponsel. Jadi ada baiknya kita lebih mengenal sedikit atau banyak masalah
oscilloscope ini. Dalam thread ini kita akan membahas lebih lanjut
mengenai instrument pengukuran ini.
1. PENJELASAN OSCILLOSCOPE
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan
bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat
pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam
arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat
skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk
mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop
‘Dual Trace’ dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat
yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada
dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang-kadang
sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran
waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan
osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan
dalam pengukuran.

Wujud/bangun
dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa
tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya. Apa
Saja yang dapat diukur dengan Osiloskop? Osiloskop sangat penting untuk
analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir
alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan
sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran
listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer.
Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur
getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat
menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan
banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
* Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
* Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
* Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
* Membedakan arus AC dengan arus DC.
* Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
SETTING DEFAULT OSCILLOSCOPE
Tombol Umum:
On/Off : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Tombol di Vertikal Block :
Position : Untuk mengatur naik turunnya garis.
V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1 : Menggunakan Input Channel1
Ch2 : menggunakan Input Channel 2
Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC
: Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak) Pilih DC utk
gelombang/tegangan searah DC Pilih GND utk menonaktifkan gelombang
mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
Tombol di Horizontal Block :
Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
Rumus frekuensi dengan Time(Waktu):
Frekuensi satuannya Hertz (Hz)
Time satuannya Detik/Second (s)
f = 1
T
T = 1
F
M = mega (1.000.000) 1 MHz >< 1 S
µ = mikro (1/1.000.000)
Setting tombol yang biasa saya gunakan untuk pengukuran frekuensi (Jadi gak perlu milih2 lagi) :
26 Mhz dan 13 Mhz dan 38,4 Mhz Volts/Div : 20m Volt Time/Div : Mentok ke kanan
32 Khz Crystal (Sebelum masuk CCONT) Volts/Div : 20mV atau 50mV Time/Div : 20 µS (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)
32 Khz Sleep Clock (Sesudah masuk CCONT) Volts/Div : 1 Volts Time/Div : 20 µ S
RX I/Q Volts/Div : 0,2 Volts Time/Div : 1 mS
SClk (Synthetizer Clock) 3V Volts/Div : 1 Volt Time/Div : 0,1mS atau bebas.
COBBA Clock Volts/Div : 0,5 Volts Time/Div : mentok ke kanan.
3. Kalibrasi Oscilloscope
Pada
umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk
kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan
gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1
KHz.
Misalkan
kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal
masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar
di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah dihubungkan
ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu dihubungkan
ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada layar
osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV
dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V
peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada gambar
berikut:
Gunakan
tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh gambar
dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan
seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak
gambar mudah dilihat dan dibaca.
4. Cara Kerja Osiloskop Analog
Pada
saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak
melalui probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok
sederhana suatu osiloskop analog.

Bergantung
kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan
memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal
masukan.
Selanjutnya
sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal dalam
CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan
mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk
fosfor dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif
akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan
menyebabkan titik tersebut turun.
Sinyal
akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan
horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik
cahaya bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat
trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang
waktu tertentu. Pada kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi
layar hingga 500.000 kali per detik.
Secara
bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan
menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk
menstabilkan sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada
titik yang sama dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar
berikut :

Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
- Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
- Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
- Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
- Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
- Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
5. Kinerja Osiloskop
Istilah yang dijelaskan pada bagian ini akan sering digunakan untuk membicarakan kehandalan sebuah osiloskop.
Lebar Pita (Bandwidth)
Spesifikasi
bandwidth menunjukan daerah frekuensi yang dapat diukur oleh osiloskop
dengan akurat. Sejalan dengan peningkatan frekuensi, kapabilitas dari
osiloskop untuk mengukur secara akurat semakin menurun. Berdasarkan
perjanjian, bandwidth menunjukkan frekuensi ketika sinyal yang
ditampilkan tereduksi menjadi 70.7% dari sinyal sinus yang digunakan.
(angka 70.7% mengacu pada titik “-3 dB”, sebuah istilah yang berdasar
pada skala logaritmik).
0 komentar:
Posting Komentar
ترك التعليق